SUNTINGAN
TEKS ‘HIKMAT-HIKMAT ILMU’
HALAMAN
1-5
Zahra
Salsabila
2125140269
1 SI 1
Mata Kuliah: Filologi
Dosen Pengampu:
Gres Grasia Azmin, M. Si.
Program Studi Sastra
Indonesia
Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri
Jakarta
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filologi berasal dari
bahasa Greek, Philologia yang terdiri
atas kataPhileo dan Logos. Phileo berarti to love dan Logos berarti a word. Secara harfiah, Filologi berarti
cinta pada kata-kata.
Filologi adalah suatu
studi mengenai peninggalan-peninggalan tertulis dari bahasa kuno dan bentuk
yang lebih tua dari bahasa yang ada. Objek pembicaraan dalam Filologi adalah
kata-kata dalam sebuah naskah yang kemudian diteliti, dipertimbangkan,
dibetulkan, diperbandingkan, dijelaskan asal usulnya (etimologi kata) sehingga
jelas bentuk dan artinya. Namun, Filologi tak hanya membicarakan dan membahas
kata-kata dalam sebuah naskah saja, dalam arti yang lebih luas, Filologi
membahas dan menyelidiki kebudayaan suatu bangsa berdasarkan naskah. Dalam
penelitian Filologi, kita dapat mengetahui latar belakang kebudayaan bangsa
yang menghasilkan naskah tersebut. (Attas, 2015: 1)
Hal itulah yang menjadi
topik utama dalam makalah ini. Makalah ini akan membahas tentang naskah
berjudul ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ beserta translitrasinya.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
latar belakang naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
2. Bagaimana
hasil translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
3. Apa
saja kata-kata sukar yang terdapat dalam naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini yaitu untuk memberi tahu hasil translitrasi naskah
‘Hikmat-Hikmat Ilmu’.
Sedangkan manfaat yang
dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagi
penulis, makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang latar belakang dan
translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’.
2. Bagi
pembaca, makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan tentang latar belakang
dan translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’, serta dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi sekaligus penunjang pada mata kuliah yang bersangkutan.
BAB
II
LATAR
BELAKANG TEKS
1.1.
Inventarisasi
Langkah
pertama penelitian Filologi dimulai dengan menginventarisasikan naskah.
Inventarisasi diperoleh melalui katalog naskah Melayu di berbagai perpustakaan
dan tempat penyimpanan naskah di berbagai tempat.
Naskah
berjudul ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ yang diteliti dalam makalah ini terdapat di Katalog
Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
yang disunting oleh T. E. Behrend ini mempunyai nomor panggil W 216. Sedangkan,
dalam Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P & K yang disusun
oleh Drs. M. Amir Sutaarga, Dra. Jumsari Jusuf, Dra. Tuti Munawar, Sdr. Ratnadi
Greha, B.A., dan Drs. S. Z. Hadisutjipto yang juga terdapat di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia, naskah ini diinventarisasi dengan kode Ml. 841
(dari W. 216), 33 x 21 Cm., 19 br., 82 hal., huruf Arab, jelas dan baik.
Disusun
untuk keperluan sekolah, karangan tentang penemuan baru dan lembaga di Eropa
dan Amerika, disamping keterangan tentang peristiwa-peristiwa alam, seperti
hujan, awan dsb.
1.2.
Deskripsi Naskah
Naskah
‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ yang tercatat dengan nomor panggil Ml. 841 (dari W. 216)
ini disalin dengan huruf Arab yang tulisannya jelas dan baik memakai tinta
berwarna hitam di atas kertas berwarna putih yang sudah kekuningan dan ukuran
naskahnya besar yaitu 33 x 21 Cm. dengan ukuran tulisan yang sedang. Terdapat
19 baris dalam satu halaman, Naskah tersebut memiliki 82 halaman.
BAB
III
HASIL
PENELITIAN
3.1.
SUNTINGAN TEKS
HIKMAT-HIKMAT
ILMU
Halaman 1
Bahwa
pada menyatakan, peri menerangkan rumah/dan lorong-lorong di Eropa(h). Alkisah,/maka
adalah telah beberapa tahun lamanya sudah di negeri/Eropa(h) dan Amerika. Orang
yang pandai-pandai yang telah/membuat beberapa rumah besar-besar yang ada di
tengah negeri dan/yang ada jauh daripada negeri. Sebermula, maka adalah/dalam
rumah-rumah yang tersebut itu diperbuatnya dengan/beberapa perkakas dan jentera
dan pesawat dengan hikmatnya./Maka jadilah suatu pekerjaan yang dihimpunkan
dari/udara, yaitu suatu sifat daripada udara yang tersebut / dalam bahaya _____[1]guna
namanya. /
Syahdan,
maka adalah kuasa guna itu seperti angin /yang tiada boleh dilihat adanya,
tetapi adalah faidahnya/itu. Dan apabila dibakar dengan api boleh meleleh
seperti lilin itu./Pelita yang boleh menerangkan kita dengan tiada bersumbu itu
tiada ia bersuki adanya. Sebermula apabila lengkaplah sudah pekerjaannya/dalam
rumah, maka diperbuatkannya pula beberapa saluran daripada besi./Maka
dijalankannya daripada alam tanah datang kepada segala lorong-lorong dan/jalan
raya di tempat segala rumah orang adanya. Maka senantiasa itu/diisinya ke dalam
saluran panas dengan guna itu. Maka apabila sebuah/rumah orang yang hendak
memakai dia, maka diperbuatnya suatu pancuran besi kecil-kecil dihubungkannya kepada
saluran itu lalulah / dijalankannya. Barangkemana tempat yang dikehendakinya
itu. Ke atas rumah/itu, di tengah rumah itu, di tempat ______[2]
itu,di tempat tiada ______[3] hati.
Maka apabila petang hari, waktu pasang pelita. Maka dibawanya/api, dipasangnya
hujung pancuran itu separuh lorong. Memasang pelita/itu lamanya dengan tiada
bersumbu itu bersugi ia menyala sendiri./Maka adalah dengannya itu boleh
dibesarkan, boleh dikecilkan dengan tiada/besar apinya atau melarut kemana-mana
itu ______[4] ke
bawah. Maka apabila tiadalah/kita mahu pergi lagi, maka kita putarkan sekrupnya
______[5]
pada malah /ia. Demikianlah halnya beribu-ribu rumah orang yang
menghubungkan/pancuran kecil itu daripada saluran yang besar itu dibawanya//
Halaman 2
ke
rumah orang miskin itu. Orang kaya masing-masing dengan qadarnya./Ada yang memakai
satu, ada yang memakai sepuluh, ada gereja yang besar-besar itu / memakai
beratus-ratus. Pancuran itu ditembuskannya pada keliling tambaknya./Bermula
adapun terangnya itu terlebih cerah daripada cahaya api./Tetapi masing-masing
rumah itu membagi hasilnya kepada orang yang/membuat itu. Banyak pancurannya,
banyak hasilnya. Sedikit / pancurannya, sedikit hasilnya. Tetapi adalah pada
tepi pancuran/itu berkunci lagi, bertanda supaya boleh orang yang membeli
hasil/ itu ______[6]
guna yang telah terpakai pada sebuah rumah supaya/boleh diketahuinya memberi
sekian-sekian karena mudalah orang yang membuat pekerjaan itu entah beberapa
lama sudah habis. /
Alkisah,
maka adalah dalam benua Amerika itu suatu negeri/ yang bernama Philadelphia.
Maka adalah dalam negeri itu sebuah bukit./Maka di kaki bukit itu ada sungai
besar air tawar. Maka adalah jauhnya/bukit itu daripada negeri kira-kira dua
____________[7].
Maka oleh orang yang/pandai diperbuatnya sebuah rumah di kaki bukit itu. Maka
dalam rumah/itu diperbuatnya beberapa pesawat dan jentera diputar oleh
______/setelah itu. Maka diperbuatnya pula bamba besar. Adapun mulut bamba itu /
ke dalam sungai itu. Maka kemudian dibuatnya satu saluran dari/bawah tanah,
dimasukkannya dari dalam bukit itu sampai kepada kaki bukit/itu. Maka adalah di
atas bukit itu telah dibuatnya suatu kolam besar/lagi dengan dalamnya serta
takahnya. Syahdan, adapun segala pesawat/dan jentera yang tersebut itu apabila
di bawahnya sapa. Maka sekaliannya pun/bekerjalah sendirian menarik bamba. Maka
bamba itupun menghipalah air /dari sungai itu. Maka dari sebab ______[8]
bamba itu. Maka air itupun / memuncatlah ke dalam saluran itu.Bermula maka
adalah dalam jentera yang tersebut/itu adalah dua penolak besi besar yang masuk
ke dalam mulut saluran/itu. Maka dari sebab kuasa penolak besi-besi itu
memuncahlah air itu/naik seperti batang ______[9]
besarnya, sehingga masuk ke dalam kolam yang di ______[10]/itu.
Adapun kolam itu senantiasa panas airnya./
Sebermula
maka dari sebelah kolam itu pula diperbuatnya satu saluran/air itu turun dari
dalam tanah. Maka saluran itu dijalankannya dalam/segala lorong dan jalan. Maka
senantiasa panas airnya. Maka tiap-tiap rumah yang/ di kiri kanan lorong itu
masing-masing membuat pancuran besi kecil-kecil, lalu / dihubungkannya kepada
saluran yang besar di tengah lorong itu. Lalu dijalankannya kendi/kepada barang
tempat yang dikehendakinya. Ada yang membawa ke dalam rumahnya, ada yang /
membawa ke atas lotengnya, ada yang dibawanya naik ke atas tiga tingkat
lotengnya//
Halaman 3
ditembuskannya
di tempat hujung pancuran itu. Maka dibuatnya seperti/satu kunci sekrup. Maka
apabila hendak memakai air itu, diputarnya / sekrup itu. Maka terpancurlah air
itu keluar. Setelah sudah cukup/dipakainya, lalu diputar ke arah balik. Maka
berhatilah ia. Maka jikalau barang/kali orang terlupa menguncinya itu, niscaya
terpancurlah juga air itu/selamanya. Sampai panas air di dalam rumah itu
adanya. Malah dengan yang dipakainya /itulah. Segala rumah orang dalam negeri
itu memakai air itu tiadalah dengan/______[11]
dan tiada bersusah mengangkat air kemana-mana. Bermula maka/adalah orang dalam
satu negeri itu sahaja ______[12]
orang sekalian/meminum dan memakai air itu juga, tetapi adalah pada tiap-tiap
rumah/membagi hasilnya kepada orang yang membuat pekerjaan itu dengan susahnya/
hasilnya itu adanya./
Sebermula
jikalau kiranya orang dalam negeri itu menurut seperti/adat orang Melayu yang
tiada mau membuangkan adat-adat dahulu kalanya/ dan takut di tempah dulunya
______[13]
yang laki-laki itu niscaya sampai sekarang/ini.Mereka tinggal dalam ______[14]
dan belanja dan mengangkat tugu itu/yang berisi air berat-berat itu naik ke
atas rumah yang tinggi itu/adanya. Sebermula maka ada lagi suatu kuasa yang
besar akan saluran air/itu. Maka adalah pada tiap-tiap lorong dan jalan raya
dibuatnya satu/tiang besar yang berlubang dalamnya dan pancingnya dua tikai
kaki tapaknya /dari tanah. Adapun tiang yang tersebut itu dihubungkan di
kakinya/saluran air yang di dalam tanah itu. Maka hujung tiang yang di atas/itu
adalah berkunci. Adapun gunanya tiang itu maka apabila ada api dalam/negeri itu
maka datanglah ______[15]
serta ______[16]yang
memikul pekerjaan/itu membawa kereta-kereta yang diberi bamba dalamnya itu.
Maka hujung ______[17]
bamba itu dikenakannya pada mulut ______[18]
yang itu serta dengan rapatnya kendinya. Maka/ada bamba air itu. Dari sebab
kuasanya bamba itu yang di dalam kereta itu/maka dikunci tekanlah air ke atas
kira-kira sejauh dua puluh dipapar kain /ke atas api itu. Maka demikianlah
pekerjaannya itu. Datang berpuluh-puluh kereta/memuncatkan air itu ke atas
rumah yang dekat rumah yang terbakar itu supaya/jangan dijilat oleh api itu ke
tempat yang lain adanya. Maka ______[19]
pun/dipakai orang begitu banyak air dari dalam saluran itu tetapi/tiada juga berkurangnya
airnya itu adanya./
Syahdan,
maka adalah dalam negeri Amerika sekarang telah beberapa/tahun lamanya adalah
beberapa orang duduk berpikir-pikir akan mencari suatu/jalan supaya boleh
mengajar budak yang telah tahu membaca sedikit itu/supaya boleh ia mendapat
pelajaran yang lebih itu dalam adanya.//
Halaman 4
______[20]setelah
tetapilah pikirnya ______[21]
maka ______[22]uang
pada/segala orang-orang yang menghendaki kebajikan atas orang-orang. Maka dibelikannya
/tanah besar, maka dibahaginya tanah itu dua bahagian. Suatu bahagian/
dibuatnya ladang tempat bertanam gandum dan ubi, dan sebahagiannya
itu/dibuatnya kebun akan bertanam sayur. Kemudian maka dibuatnya pula
beberapa/rumah-rumah besar disitu. Maka adalah pada sebuah rumah itu dibuatnya
penuh/dengan bilik berpuluh-puluh. Maka dalam satu bilik itu seorang budak
diam/serta dengan tempat tidur dan perkakas pelajaran seperti kitab/dan peti
pakaiannya. Dan lagi adalah dalam rumah yang lain, beberapa/bilik yang
besar-besar. Maka di dalam bilik itu penuhlah segala perkakas belajar/yaitu
seperti petakar dan ______[23]
segala jenis perkakas belajar./Dan lagi adalah dalam satu rumah itu penuhlah
pula dengan segala jenis/perkakas tukang-tukang, yaitu seperti perkakas tukang
kayu dan tukang besi/dan tukang tugu dan membuat tali dan sebagainya. Maka ada
lagi/sebuah rumah tempat gurunya tinggal adanya./
Sebermula,
maka segala orang-orang di dalam negeri itu barang / siapaada anak yang tiada
boleh ia memberi belanja, be[r]lajar ke tempat/yang besar itu. Maka
masing-masing pun melupakan anaknya ke tempat itu. / Beratus-ratus budak-budak
dan orang tangguh naik. Bermula maka adalah/sekalian tinggal sekali di tempat
itu beberapa tahun. Makan dan/pakaian dalam rumah itu juga, sebab masing-masing
datang dari jauh-jauh. / Ada yang dua pikai hari, danada yang empat hari lama
hari jauhnya / rumah masing-masing. Maka adalah adat dalam tempat belajar itu
separuh hari./Ia belajar membaca dan menulis dan mengarang dan segala ilmu-ilmu
yang/besar-besar seperti dalam tempat be[r]lajar orang kaya juga. Maka apabila
sampai waktu/be[r]lajar itu, maka dipukul orang lonceng, masing-masing pun
keluarlah dari/dalam biliknya datang ke tempat bilik yang besar dan disitulah
ada gurunya dan perkakas pelajarannya itu. Maka seorang-seorang dipanggil oleh
gurunya,/dipertanyakan pelajarannya itu yang mana tiada betul dibetulkannya,/
danada pula yang belajar mengarang-mengarang. Maka itu pun diperbaikinya
dari/hal itu dan perkataannya dan jalan bahasanya dan kemasannya dan/kuasanya
dan lagi beberapa jenis ilmu itu masing-masing adalah dengan perkakas/dan
tauladan dan ______[24]
dan ______[25]
______[26]
adalah beberapa ilmu-ilmu/yang dalam-dalam di tempat itu tiadalah namanya./
Sebermula,
maka apabila sampailah kepada waktu bekerja itu, maka dipukul/orang lonceng.
Maka masing-masing pun pergilah kepada pekerjaannya itu. Ada yang/pergi ke
tempat tugu, ada yang pergi bekerja kebun. Masing-masing
berbuntut-buntut/memikul jingkul, mengikut dari belakang gurun itu pergi
membuat//
Halaman 5
______[27]
ubi danada yang membawa pengkuru pergi mengampu ______[28]/kering
danada yang membawa kapuk masuk ke dalam hutan,memotong kayu/akan dibakar pada
musim dingin dan ada yang pergi mencabut rumput/di kebun dan ada yang pergi
menuai gandum dan ada yang pergi/ ______[29].
Maka gurunya itupun adalah bekerja bersama-sama. Maka segala/ muridnya pun
bekerja dengan bersuka-suka adanya. Maka adalah tatkala mereka /bekerja, maka
masing-masing membuat petuturan daripada perkara yang besar-besar
yang/dibacanya di dalam kitab atau barang yang dipelajarinya atau
barang-barang/perkara dalam negeri-negeri lain atau dari ____________[30]
negeri. Maka berbantah-bantah/ mereka sebab kaya akan bahasa./
Hatta,
maka setelah sampailah patung dan masing-masing pun kembalilah ke tempatnya/itu,
membasuh kaki tangan dalam suatu bilik. Maka kemudian
berhimpunlah/masing-masing kepada satu bilik besar tempat makan. Maka tatkala
mereka makan,/maka berdirilah seorang budak membaca kertas khabar itu barang
kitab/dengan barang suaranya akan membukanya hati. Maka setelah sudah makan,
maka/masuklah masing-masing ke dalam suatu bilik besar. Dipanggil oleh
gurunya/sembahyang. Setelah sudah satu dua jam lepas perjalanan-perjalanan
kemudian. Maka/masing-masing masuk ke dalam biliknya./
Sebermula
adapun dari hal belajar ______[31]
sekalian yang di dalam/tempat berlajar itu. Maka barang pendapatan daripada
pekerjaan yang di dalam/tempat itu seperti tempat-tempat mana dan berbagi
pekerjaan tuka. Maka sekalian/itu dijualnya. Maka itulah akan belanjaannya dan
barang yang lebih daripada/makan minumannya. Dibelinya pakaian dan
kitab-kitabnya karena ______[32]/kitab-kitab
sebab ______[33]
adanya. Syahdan, maka adalah di dalam/tempat pelajaran itu tiadalah barang
kejahatan yang seperti dalam pelajaran/orang kaya-kaya itu, sebab mereka
sekalian senantiasa dalam rajin. Pekerjaan/tiada iaberhenti separuh hari ia be[r]lajar
dan separuh hari/bekerja. Demikianlah selama-lamanya sampai habis janjinya,
baharulah ia kalau raya/menjadi orang yang pandai dalam segala ilmu dan pandai
pula menjadi/kehidupannya. Ada yang menjadi saudagar, ada yang menjadi kepala
tukang, dan/ada yang menjadi guru adanya./
Sebermula,
adapun sebab pekerjaan yang baik ini dan adat/yang baik ini menjadi penuhlah
segala negeri-negeri itu dengan orang yang miskin/dan yang baik. Maka tiadalah
boleh orang kaya itu menghinakan orang/miskin seperti orang besar-besar Melayu
itu menghinakan orang kecil-kecil itu/karena ada ilmunya. Orang miskin itu
seperti ilmu dan kepandaian orang kaya / juga. Adapun orang di sana tiada ia
menghormati orang sebab kayanya, melainkan/jikalau orang miskin sekalipun juga
adanya berilmu.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Filologi
tak hanya membicarakan dan membahas kata-kata dalam sebuah naskah saja, dalam
arti yang lebih luas, Filologi membahas dan menyelidiki kebudayaan suatu bangsa
berdasarkan naskah. Dalam penelitian Filologi, kita dapat mengetahui latar belakang
kebudayaan bangsa yang menghasilkan naskah tersebut. (Attas, 2015: 1)
Dalam
melakukan penelitian, hal yang harus dilakukan antara lain adalah
inventarisasi, deskripsi, suntingan teks, dan daftar kata sukar.
‘Hikmat-Hikmat
Ilmu’ dalam Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P & K yang
disusun oleh Drs. M. Amir Sutaarga, Dra. Jumsari Jusuf, Dra. Tuti Munawar, Sdr.
Ratnadi Greha, B.A., dan Drs. S. Z. Hadisutjipto yang terdapat di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia memiliki kode Ml. 841 (dari W. 216), 33 x 21 Cm.,
19 br., 82 hal., huruf Arab, jelas dan baik.
Disusun
untuk keperluan sekolah, karangan tentang penemuan baru dan lembaga di Eropa
dan Amerika, disamping keterangan tentang peristiwa-peristiwa alam, seperti
hujan, awan dsb.
Naskah
ini disalin dengan huruf Arab yang tulisannya jelas dan baik, namun ada
beberapa kata yang sulit dibaca. Ditulis memakai tinta berwarna hitam di atas
kertas berwarna putih yang sudah kekuningan dan ukuran naskahnya besar yaitu 33
x 21 Cm. dengan ukuran tulisan yang sedang. Terdapat 19 baris dalam satu halaman
dan memiliki 82 halaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Attas, Siti Gomo. 2015. Pengantar Teori Filologi, Penerapan dan
Aplikasi. Jakarta: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri
Jakarta.
Behrend, T. E. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Sutaarga, Drs. Amir, dkk. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat
Dep. P & K. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar