Sabtu, 31 Desember 2016

Makalah: Suntingan Teks Filologi

SUNTINGAN TEKS ‘HIKMAT-HIKMAT ILMU’
HALAMAN 1-5
Zahra Salsabila
2125140269
1 SI 1

Mata Kuliah: Filologi
Dosen Pengampu: Gres Grasia Azmin, M. Si.

Program Studi Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Jakarta
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Filologi berasal dari bahasa Greek, Philologia yang terdiri atas kataPhileo dan Logos. Phileo berarti to love dan Logos berarti a word. Secara harfiah, Filologi berarti cinta pada kata-kata.
Filologi adalah suatu studi mengenai peninggalan-peninggalan tertulis dari bahasa kuno dan bentuk yang lebih tua dari bahasa yang ada. Objek pembicaraan dalam Filologi adalah kata-kata dalam sebuah naskah yang kemudian diteliti, dipertimbangkan, dibetulkan, diperbandingkan, dijelaskan asal usulnya (etimologi kata) sehingga jelas bentuk dan artinya. Namun, Filologi tak hanya membicarakan dan membahas kata-kata dalam sebuah naskah saja, dalam arti yang lebih luas, Filologi membahas dan menyelidiki kebudayaan suatu bangsa berdasarkan naskah. Dalam penelitian Filologi, kita dapat mengetahui latar belakang kebudayaan bangsa yang menghasilkan naskah tersebut. (Attas, 2015: 1)
Hal itulah yang menjadi topik utama dalam makalah ini. Makalah ini akan membahas tentang naskah berjudul ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ beserta translitrasinya.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana latar belakang naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
2.      Bagaimana hasil translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
3.      Apa saja kata-kata sukar yang terdapat dalam naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk memberi tahu hasil translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Bagi penulis, makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang latar belakang dan translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’.
2.      Bagi pembaca, makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan tentang latar belakang dan translitrasi naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’, serta dapat dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus penunjang pada mata kuliah yang bersangkutan.
BAB II
LATAR BELAKANG TEKS

1.1. Inventarisasi
Langkah pertama penelitian Filologi dimulai dengan menginventarisasikan naskah. Inventarisasi diperoleh melalui katalog naskah Melayu di berbagai perpustakaan dan tempat penyimpanan naskah di berbagai tempat.
Naskah berjudul ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ yang diteliti dalam makalah ini terdapat di Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang disunting oleh T. E. Behrend ini mempunyai nomor panggil W 216. Sedangkan, dalam Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P & K yang disusun oleh Drs. M. Amir Sutaarga, Dra. Jumsari Jusuf, Dra. Tuti Munawar, Sdr. Ratnadi Greha, B.A., dan Drs. S. Z. Hadisutjipto yang juga terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, naskah ini diinventarisasi dengan kode Ml. 841 (dari W. 216), 33 x 21 Cm., 19 br., 82 hal., huruf Arab, jelas dan baik.
Disusun untuk keperluan sekolah, karangan tentang penemuan baru dan lembaga di Eropa dan Amerika, disamping keterangan tentang peristiwa-peristiwa alam, seperti hujan, awan dsb.

1.2. Deskripsi Naskah
Naskah ‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ yang tercatat dengan nomor panggil Ml. 841 (dari W. 216) ini disalin dengan huruf Arab yang tulisannya jelas dan baik memakai tinta berwarna hitam di atas kertas berwarna putih yang sudah kekuningan dan ukuran naskahnya besar yaitu 33 x 21 Cm. dengan ukuran tulisan yang sedang. Terdapat 19 baris dalam satu halaman, Naskah tersebut memiliki 82 halaman.

BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1. SUNTINGAN TEKS
HIKMAT-HIKMAT ILMU

Halaman 1
Bahwa pada menyatakan, peri menerangkan rumah/dan lorong-lorong di Eropa(h). Alkisah,/maka adalah telah beberapa tahun lamanya sudah di negeri/Eropa(h) dan Amerika. Orang yang pandai-pandai yang telah/membuat beberapa rumah besar-besar yang ada di tengah negeri dan/yang ada jauh daripada negeri. Sebermula, maka adalah/dalam rumah-rumah yang tersebut itu diperbuatnya dengan/beberapa perkakas dan jentera dan pesawat dengan hikmatnya./Maka jadilah suatu pekerjaan yang dihimpunkan dari/udara, yaitu suatu sifat daripada udara yang tersebut / dalam bahaya _____[1]guna namanya. /

Syahdan, maka adalah kuasa guna itu seperti angin /yang tiada boleh dilihat adanya, tetapi adalah faidahnya/itu. Dan apabila dibakar dengan api boleh meleleh seperti lilin itu./Pelita yang boleh menerangkan kita dengan tiada bersumbu itu tiada ia bersuki adanya. Sebermula apabila lengkaplah sudah pekerjaannya/dalam rumah, maka diperbuatkannya pula beberapa saluran daripada besi./Maka dijalankannya daripada alam tanah datang kepada segala lorong-lorong dan/jalan raya di tempat segala rumah orang adanya. Maka senantiasa itu/diisinya ke dalam saluran panas dengan guna itu. Maka apabila sebuah/rumah orang yang hendak memakai dia, maka diperbuatnya suatu pancuran besi kecil-kecil dihubungkannya kepada saluran itu lalulah / dijalankannya. Barangkemana tempat yang dikehendakinya itu. Ke atas rumah/itu, di tengah rumah itu, di tempat ______[2] itu,di tempat tiada ______[3] hati. Maka apabila petang hari, waktu pasang pelita. Maka dibawanya/api, dipasangnya hujung pancuran itu separuh lorong. Memasang pelita/itu lamanya dengan tiada bersumbu itu bersugi ia menyala sendiri./Maka adalah dengannya itu boleh dibesarkan, boleh dikecilkan dengan tiada/besar apinya atau melarut kemana-mana itu ______[4] ke bawah. Maka apabila tiadalah/kita mahu pergi lagi, maka kita putarkan sekrupnya ______[5] pada malah /ia. Demikianlah halnya beribu-ribu rumah orang yang menghubungkan/pancuran kecil itu daripada saluran yang besar itu dibawanya//

Halaman 2
ke rumah orang miskin itu. Orang kaya masing-masing dengan qadarnya./Ada yang memakai satu, ada yang memakai sepuluh, ada gereja yang besar-besar itu / memakai beratus-ratus. Pancuran itu ditembuskannya pada keliling tambaknya./Bermula adapun terangnya itu terlebih cerah daripada cahaya api./Tetapi masing-masing rumah itu membagi hasilnya kepada orang yang/membuat itu. Banyak pancurannya, banyak hasilnya. Sedikit / pancurannya, sedikit hasilnya. Tetapi adalah pada tepi pancuran/itu berkunci lagi, bertanda supaya boleh orang yang membeli hasil/ itu ______[6] guna yang telah terpakai pada sebuah rumah supaya/boleh diketahuinya memberi sekian-sekian karena mudalah orang yang membuat pekerjaan itu entah beberapa lama sudah habis. /

Alkisah, maka adalah dalam benua Amerika itu suatu negeri/ yang bernama Philadelphia. Maka adalah dalam negeri itu sebuah bukit./Maka di kaki bukit itu ada sungai besar air tawar. Maka adalah jauhnya/bukit itu daripada negeri kira-kira dua ____________[7]. Maka oleh orang yang/pandai diperbuatnya sebuah rumah di kaki bukit itu. Maka dalam rumah/itu diperbuatnya beberapa pesawat dan jentera diputar oleh ______/setelah itu. Maka diperbuatnya pula bamba besar. Adapun mulut bamba itu / ke dalam sungai itu. Maka kemudian dibuatnya satu saluran dari/bawah tanah, dimasukkannya dari dalam bukit itu sampai kepada kaki bukit/itu. Maka adalah di atas bukit itu telah dibuatnya suatu kolam besar/lagi dengan dalamnya serta takahnya. Syahdan, adapun segala pesawat/dan jentera yang tersebut itu apabila di bawahnya sapa. Maka sekaliannya pun/bekerjalah sendirian menarik bamba. Maka bamba itupun menghipalah air /dari sungai itu. Maka dari sebab ______[8] bamba itu. Maka air itupun / memuncatlah ke dalam saluran itu.Bermula maka adalah dalam jentera yang tersebut/itu adalah dua penolak besi besar yang masuk ke dalam mulut saluran/itu. Maka dari sebab kuasa penolak besi-besi itu memuncahlah air itu/naik seperti batang ______[9] besarnya, sehingga masuk ke dalam kolam yang di ______[10]/itu. Adapun kolam itu senantiasa panas airnya./

Sebermula maka dari sebelah kolam itu pula diperbuatnya satu saluran/air itu turun dari dalam tanah. Maka saluran itu dijalankannya dalam/segala lorong dan jalan. Maka senantiasa panas airnya. Maka tiap-tiap rumah yang/ di kiri kanan lorong itu masing-masing membuat pancuran besi kecil-kecil, lalu / dihubungkannya kepada saluran yang besar di tengah lorong itu. Lalu dijalankannya kendi/kepada barang tempat yang dikehendakinya. Ada yang membawa ke dalam rumahnya, ada yang / membawa ke atas lotengnya, ada yang dibawanya naik ke atas tiga tingkat lotengnya//

Halaman 3
ditembuskannya di tempat hujung pancuran itu. Maka dibuatnya seperti/satu kunci sekrup. Maka apabila hendak memakai air itu, diputarnya / sekrup itu. Maka terpancurlah air itu keluar. Setelah sudah cukup/dipakainya, lalu diputar ke arah balik. Maka berhatilah ia. Maka jikalau barang/kali orang terlupa menguncinya itu, niscaya terpancurlah juga air itu/selamanya. Sampai panas air di dalam rumah itu adanya. Malah dengan yang dipakainya /itulah. Segala rumah orang dalam negeri itu memakai air itu tiadalah dengan/______[11] dan tiada bersusah mengangkat air kemana-mana. Bermula maka/adalah orang dalam satu negeri itu sahaja ______[12] orang sekalian/meminum dan memakai air itu juga, tetapi adalah pada tiap-tiap rumah/membagi hasilnya kepada orang yang membuat pekerjaan itu dengan susahnya/ hasilnya itu adanya./

Sebermula jikalau kiranya orang dalam negeri itu menurut seperti/adat orang Melayu yang tiada mau membuangkan adat-adat dahulu kalanya/ dan takut di tempah dulunya ______[13] yang laki-laki itu niscaya sampai sekarang/ini.Mereka tinggal dalam ______[14] dan belanja dan mengangkat tugu itu/yang berisi air berat-berat itu naik ke atas rumah yang tinggi itu/adanya. Sebermula maka ada lagi suatu kuasa yang besar akan saluran air/itu. Maka adalah pada tiap-tiap lorong dan jalan raya dibuatnya satu/tiang besar yang berlubang dalamnya dan pancingnya dua tikai kaki tapaknya /dari tanah. Adapun tiang yang tersebut itu dihubungkan di kakinya/saluran air yang di dalam tanah itu. Maka hujung tiang yang di atas/itu adalah berkunci. Adapun gunanya tiang itu maka apabila ada api dalam/negeri itu maka datanglah ______[15] serta ______[16]yang memikul pekerjaan/itu membawa kereta-kereta yang diberi bamba dalamnya itu. Maka hujung ______[17] bamba itu dikenakannya pada mulut ______[18] yang itu serta dengan rapatnya kendinya. Maka/ada bamba air itu. Dari sebab kuasanya bamba itu yang di dalam kereta itu/maka dikunci tekanlah air ke atas kira-kira sejauh dua puluh dipapar kain /ke atas api itu. Maka demikianlah pekerjaannya itu. Datang berpuluh-puluh kereta/memuncatkan air itu ke atas rumah yang dekat rumah yang terbakar itu supaya/jangan dijilat oleh api itu ke tempat yang lain adanya. Maka ______[19] pun/dipakai orang begitu banyak air dari dalam saluran itu tetapi/tiada juga berkurangnya airnya itu adanya./

Syahdan, maka adalah dalam negeri Amerika sekarang telah beberapa/tahun lamanya adalah beberapa orang duduk berpikir-pikir akan mencari suatu/jalan supaya boleh mengajar budak yang telah tahu membaca sedikit itu/supaya boleh ia mendapat pelajaran yang lebih itu dalam adanya.//

Halaman 4
______[20]setelah tetapilah pikirnya ______[21] maka ______[22]uang pada/segala orang-orang yang menghendaki kebajikan atas orang-orang. Maka dibelikannya /tanah besar, maka dibahaginya tanah itu dua bahagian. Suatu bahagian/ dibuatnya ladang tempat bertanam gandum dan ubi, dan sebahagiannya itu/dibuatnya kebun akan bertanam sayur. Kemudian maka dibuatnya pula beberapa/rumah-rumah besar disitu. Maka adalah pada sebuah rumah itu dibuatnya penuh/dengan bilik berpuluh-puluh. Maka dalam satu bilik itu seorang budak diam/serta dengan tempat tidur dan perkakas pelajaran seperti kitab/dan peti pakaiannya. Dan lagi adalah dalam rumah yang lain, beberapa/bilik yang besar-besar. Maka di dalam bilik itu penuhlah segala perkakas belajar/yaitu seperti petakar dan ______[23] segala jenis perkakas belajar./Dan lagi adalah dalam satu rumah itu penuhlah pula dengan segala jenis/perkakas tukang-tukang, yaitu seperti perkakas tukang kayu dan tukang besi/dan tukang tugu dan membuat tali dan sebagainya. Maka ada lagi/sebuah rumah tempat gurunya tinggal adanya./

Sebermula, maka segala orang-orang di dalam negeri itu barang / siapaada anak yang tiada boleh ia memberi belanja, be[r]lajar ke tempat/yang besar itu. Maka masing-masing pun melupakan anaknya ke tempat itu. / Beratus-ratus budak-budak dan orang tangguh naik. Bermula maka adalah/sekalian tinggal sekali di tempat itu beberapa tahun. Makan dan/pakaian dalam rumah itu juga, sebab masing-masing datang dari jauh-jauh. / Ada yang dua pikai hari, danada yang empat hari lama hari jauhnya / rumah masing-masing. Maka adalah adat dalam tempat belajar itu separuh hari./Ia belajar membaca dan menulis dan mengarang dan segala ilmu-ilmu yang/besar-besar seperti dalam tempat be[r]lajar orang kaya juga. Maka apabila sampai waktu/be[r]lajar itu, maka dipukul orang lonceng, masing-masing pun keluarlah dari/dalam biliknya datang ke tempat bilik yang besar dan disitulah ada gurunya dan perkakas pelajarannya itu. Maka seorang-seorang dipanggil oleh gurunya,/dipertanyakan pelajarannya itu yang mana tiada betul dibetulkannya,/ danada pula yang belajar mengarang-mengarang. Maka itu pun diperbaikinya dari/hal itu dan perkataannya dan jalan bahasanya dan kemasannya dan/kuasanya dan lagi beberapa jenis ilmu itu masing-masing adalah dengan perkakas/dan tauladan dan ______[24] dan ______[25] ______[26] adalah beberapa ilmu-ilmu/yang dalam-dalam di tempat itu tiadalah namanya./

Sebermula, maka apabila sampailah kepada waktu bekerja itu, maka dipukul/orang lonceng. Maka masing-masing pun pergilah kepada pekerjaannya itu. Ada yang/pergi ke tempat tugu, ada yang pergi bekerja kebun. Masing-masing berbuntut-buntut/memikul jingkul, mengikut dari belakang gurun itu pergi membuat//

Halaman 5
______[27] ubi danada yang membawa pengkuru pergi mengampu ______[28]/kering danada yang membawa kapuk masuk ke dalam hutan,memotong kayu/akan dibakar pada musim dingin dan ada yang pergi mencabut rumput/di kebun dan ada yang pergi menuai gandum dan ada yang pergi/ ______[29]. Maka gurunya itupun adalah bekerja bersama-sama. Maka segala/ muridnya pun bekerja dengan bersuka-suka adanya. Maka adalah tatkala mereka /bekerja, maka masing-masing membuat petuturan daripada perkara yang besar-besar yang/dibacanya di dalam kitab atau barang yang dipelajarinya atau barang-barang/perkara dalam negeri-negeri lain atau dari ____________[30] negeri. Maka berbantah-bantah/ mereka sebab kaya akan bahasa./

Hatta, maka setelah sampailah patung dan masing-masing pun kembalilah ke tempatnya/itu, membasuh kaki tangan dalam suatu bilik. Maka kemudian berhimpunlah/masing-masing kepada satu bilik besar tempat makan. Maka tatkala mereka makan,/maka berdirilah seorang budak membaca kertas khabar itu barang kitab/dengan barang suaranya akan membukanya hati. Maka setelah sudah makan, maka/masuklah masing-masing ke dalam suatu bilik besar. Dipanggil oleh gurunya/sembahyang. Setelah sudah satu dua jam lepas perjalanan-perjalanan kemudian. Maka/masing-masing masuk ke dalam biliknya./

Sebermula adapun dari hal belajar ______[31] sekalian yang di dalam/tempat berlajar itu. Maka barang pendapatan daripada pekerjaan yang di dalam/tempat itu seperti tempat-tempat mana dan berbagi pekerjaan tuka. Maka sekalian/itu dijualnya. Maka itulah akan belanjaannya dan barang yang lebih daripada/makan minumannya. Dibelinya pakaian dan kitab-kitabnya karena ______[32]/kitab-kitab sebab ______[33] adanya. Syahdan, maka adalah di dalam/tempat pelajaran itu tiadalah barang kejahatan yang seperti dalam pelajaran/orang kaya-kaya itu, sebab mereka sekalian senantiasa dalam rajin. Pekerjaan/tiada iaberhenti separuh hari ia be[r]lajar dan separuh hari/bekerja. Demikianlah selama-lamanya sampai habis janjinya, baharulah ia kalau raya/menjadi orang yang pandai dalam segala ilmu dan pandai pula menjadi/kehidupannya. Ada yang menjadi saudagar, ada yang menjadi kepala tukang, dan/ada yang menjadi guru adanya./

Sebermula, adapun sebab pekerjaan yang baik ini dan adat/yang baik ini menjadi penuhlah segala negeri-negeri itu dengan orang yang miskin/dan yang baik. Maka tiadalah boleh orang kaya itu menghinakan orang/miskin seperti orang besar-besar Melayu itu menghinakan orang kecil-kecil itu/karena ada ilmunya. Orang miskin itu seperti ilmu dan kepandaian orang kaya / juga. Adapun orang di sana tiada ia menghormati orang sebab kayanya, melainkan/jikalau orang miskin sekalipun juga adanya berilmu.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Filologi tak hanya membicarakan dan membahas kata-kata dalam sebuah naskah saja, dalam arti yang lebih luas, Filologi membahas dan menyelidiki kebudayaan suatu bangsa berdasarkan naskah. Dalam penelitian Filologi, kita dapat mengetahui latar belakang kebudayaan bangsa yang menghasilkan naskah tersebut. (Attas, 2015: 1)
Dalam melakukan penelitian, hal yang harus dilakukan antara lain adalah inventarisasi, deskripsi, suntingan teks, dan daftar kata sukar.
‘Hikmat-Hikmat Ilmu’ dalam Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P & K yang disusun oleh Drs. M. Amir Sutaarga, Dra. Jumsari Jusuf, Dra. Tuti Munawar, Sdr. Ratnadi Greha, B.A., dan Drs. S. Z. Hadisutjipto yang terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki kode Ml. 841 (dari W. 216), 33 x 21 Cm., 19 br., 82 hal., huruf Arab, jelas dan baik.
Disusun untuk keperluan sekolah, karangan tentang penemuan baru dan lembaga di Eropa dan Amerika, disamping keterangan tentang peristiwa-peristiwa alam, seperti hujan, awan dsb.
Naskah ini disalin dengan huruf Arab yang tulisannya jelas dan baik, namun ada beberapa kata yang sulit dibaca. Ditulis memakai tinta berwarna hitam di atas kertas berwarna putih yang sudah kekuningan dan ukuran naskahnya besar yaitu 33 x 21 Cm. dengan ukuran tulisan yang sedang. Terdapat 19 baris dalam satu halaman dan memiliki 82 halaman.

DAFTAR PUSTAKA

Attas, Siti Gomo. 2015. Pengantar Teori Filologi, Penerapan dan Aplikasi. Jakarta: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta.
Behrend, T. E. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sutaarga, Drs. Amir, dkk. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P & K. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar