FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MENYIMAK
Nama : Zahra Salsabila
Kelas : 1C
Program Studi : Sastra
Indonesia
Tugas : Berpasangan
Mata Kuliah : Keterampilan
Berbahasa Reseptif
Dosen Pengampu : Drs. Sam
Mukhtar Chaniago, M. Si.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Menyimak”.
Makalah ini
berisikan tentang Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Menyimak yang
akan kami bahas secara lebih dalam, karena selain kita perlu memahami dan
mengerti apa itu keterampilan menyimak,
kita juga perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
menyimak itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal
sampai akhir. Terutama untuk Bapak Drs. Sam Mukhtar
Chaniago, M. Si. selaku Dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa
Reseptif. Semoga dari makalah ini,
kita dapat menambah pengetahuan
mengenai Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Menyimak.
Jakarta, 20 Oktober 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh
informasi menangkap isi atau pesan dan memahami makna komunikasi pembicara
melalui ujaran lisan. Keterampilan menyimak tidak bisa dilepaskan begitu saja
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, oleh karena itu selain kita perlu
mengerti dan memahami apa itu keterampilan menyimak, kita juga harus tahu
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi menyimak, diantaranya
kebiasaan-kebiasaan jelek dalam kegiatan menyimak, mengapa orang tidak
menyimak, kebiasaan umum menyimak yang baik perilaku menyimak yang jelek, salah
paham dan aneka masalah dalam menyimak, oleh karena itu di dalam makalah ini
akan kami bahas secara lebih dalam dan terperinci satu persatu faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan menyimak tersebut, sehingga dari makalah ini kita
dapat menambah pengetahuan kita mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja
faktor yang mempengaruhi menyimak :
a.
Apa saja
berbagai faktor yang dapat memengaruhi kegiatan menyimak?
b.
Apa saja
kebiasaan jelek dalam menyimak?
c.
Mengapa
orang tidak menyimak?
d.
Apa saja
perilaku penyimak yang jelek?
e.
Mengapa
bisa terjadi salah paham dalam menyimak?
f.
Apa saja
aneka masalah dalam menyimak?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi menyimak :
a.
Untuk
mengetahui berbagai faktor yang dapat memengaruhi kegiatan menyimak.
b.
Untuk
mengetahui apa saja kebiasaan jelek menyimak.
c.
Untuk
mengetahui mengapa orang tidak menyimak.
d.
Untuk
mengetahui perilaku penyimak yang jelek.
e.
Untuk
mengetahui mengapa bisa terjadi salah paham dalam menyimak.
f.
Untuk
mengetahui aneka masalah dalam menyimak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Memengaruhi Menyimak
Menurut tiga pakar (Hunt; 1981 : 19-20), (Webb, 1975: 137-9), (logan,
1972: 49-50), faktor-faktor pemengaruh menyimak dapat disimpulkan menjadi
delapan. Yaitu :
1. Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya,
ada orang yang sukar sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia
mungkin saja terganggu serta dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk
mendengar, atau dia mungkin kehilangan ide-ide pokok seluruhnya.
Kondisi fisik yang menentukan dalam menyimak, yaitu :
a.
Kondisi
fisiknya jauh di bawah gizi normal
b.
Sangat
lelah
c.
Mengidap
suatu penyakit fisik sehingga perhatiannya dangkal
Lingkungan fisik yang juga menentukan dalam menyimak, yaitu :
a.
Ruangan
yang terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingin
b.
Suara atau
bunyi bising yang menganggu dari jalan dan ruangan sebelah
c.
Para
hadirin yang bergerak atau berjalan kian kemari seenaknya sehingga mengganggu
orang yang sedang menyimak.
d.
Siswa yang
membawa atau memegang benda yang berisik dan mengganggu, seperti kelereng di
dalam saku, handphone yang berbunyi, dan lain-lain.
Faktor fisik pembicara :
a.
Pembicara
membuat gerak-gerik yang canggung di ruangan.
b.
Suara
pembicara yang membisankan atau intonasi yang mendatar apalagi melengking.
c.
Pengajian
pembicara yang tidak menarik.
Walau nampaknya faktor-faktor fisik tersebut bersifat sepele namun
pembicara atau pengajar haruslah bijaksana dan banyak pengalaman agar selalu
memperhatikan hal-hal tersebut agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai
tujuan yang telah ditentukan, karena faktor fisik yang prima merupakan modal
utama bagi penyimak.
2. Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat
pribadi atau faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak, yaitu
sebagai berikut :
a.
Prasangka
dan kurangnya simpati terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan
b.
Keegosentrisan
(mementingkan diri sendiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri
sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaika oleh pembicara tidak di
tanggapi dengan serius.
c.
Kepicikan
atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak
terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap
apa yang disampaikan oleh pembicara.
d.
Bosan dan
jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan
simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak
menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
e.
Sikap
tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak ,
jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam
menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang
sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah
melakukan simakan.
Dari faktor psikologis di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua
faktor psikologis yang mempengaruhi menyimak, yaitu :
a.
Psikologis
positif, maksudnya latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses
menyimak akan berjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam
keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses
menyimak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak
sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan
pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun
sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan
minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak
serius dalam menyimak.
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik
pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan.
Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam
menyimak.
b.
Psikologis
negatif, maksudnya memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak
seperti yang telah dijelaskan di atas.
3. Faktor Pengalaman
Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta
pengalaman kita sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat
menentukan dalam menyimak, seperti :
a.
Pertumbuhan
dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai
minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita
gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya, misal hobby atau minat
terhadap sesuatu.
b.
Sikap-sikap
yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang, serta bermusuhan timbul dari
pengalaman yang tidak menyenangkan.
c.
Kosa kata
simak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak.
d.
Makna yang
dipancarkan oleh kata-kata asing cenderung untuk mengurangi serta menyingkirkan
perhatian para siswa, karena ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian
serta pemahaman mereka.
4. Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai
berikut :
a.
Pokok-pokok
pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara seksama dan
penuh perhatian.
b.
Pembicara
harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.
c.
Pembicara
harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi pembicara untuk
menarik minat atau perhatian menyimak.
d.
Penampilan
pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk sikap positif
para siswa.
5. Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan
menyimak, berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut ;
a.
Memiliki
motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak
b.
Melibatkan
sistem penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu yang
berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat untuk
menyimaknya.
c.
Penyimak
mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari ceramah sang
pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat dan sahih.
d.
Penyimak
tidak yakin akan memperoleh sesuatu yang berharga dan berguna dari pembicaraan.
e.
Penyimak
harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati, dan
analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.
6. Faktor Jenis Kelamin
7. Faktor Lingkungan
a.
Lingkungan
Fisik
i. Di dalam
ruangan guru harus dapat mengatur dan
menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.
ii. Sarana
kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa dapat
berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik.
iii. Guru harus
berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan yang jelas dan
tepat lagi tegas.
iv. Guru harus
menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik untuk
dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara.
Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium, dan seminar.
b.
Lingkungan Sosial
Guru menciptakan suasana yang mendorong
anak-anak untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang
penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni berbahasa
dikembangkan dan berkembang, jadi nyatalah suasana saat guru merencanakan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi
ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka memang
sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara keseluruhan.
8. Peranan dalam Masyarakat
Contoh faktor peranan dalam menyimak :
a.
Peranan
sebagai guru dan pendidik
Ingin sekali menyimak ceramah, kuliah atau
siaran-siaran radio dan televise yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan
pengajaran baik di tanah air maupun luar negeri.
b.
Sebagai
seorang berpendidikan (mahasiswa)
Mahasiswa harus dapat menyimak lebih seksama
dan penuh perhatian dibandingkan dengan karyawan harian sebuah perusahaan.
c.
Sebagai
spesialis dan pakar dari berbagai profesi seperti hakim, psikolog, antropolog,
sosiolog, apoteker dan lainnya.
Pasti akan haus menyimak hal-hal yang ada
kaitannya dengan mereka dengan profesi dan keahlian mereka, yang dapat
memperluas cakrawala pengetahuan mereka.
B. Kebiasaan Jelek dalam Menyimak
1. Menyimak Lompat Tiga
Orang berbicara mempergunakan kata-kata dengan kecepatan kira-kira 125
buah kata per menit dan kebanyakan orang dapat berpikir dengan mudah dengan
kecepatan empat kali dari kecepatan berbicara tadi, dan ternyata hal ini amat
susah sekali karena akan memeperlambat kecepatan berpikir kita, sebab kita
mempunyai kira-kira 400 kata per menit untuk berpikir untuk menghadapi orang
yang berbicara kepada kita.
Berikut ini adalah hal-hal yang membantu penyimak agar dapat menghindari
petualangan mental berpikir, seperti pikiran kita di tempat lain atau tentang
hal lain :
a.
Mengetahui
terlebih dahulu apa yang harus dikatakan oleh pembicara, Tanya pada diri kita
sendiri “Apa yang hendak ditemukan oleh pembicara? Maksud apa yang hendak
dicapainya?”.
b.
Merangkum
secara mental apa yang dikatakan dan tujuan yang telah dicapai oleh pembicara.
c.
Mempertimbangkan
keterangan pembicara dengan jalan menanyakan secara mental, seperti fakta-fakta
yang dikemukakan.
d.
Mendengarkan,
menyimak yang “tersirat”, seperti perubahan nada suara, gerak-gerik tangan dan
mimik mengandung makna tertentu.
2. Menyimak “Saya dapat Fakta”
Ketika menjadi penyimak yang baik, tentu kita akan menyimak ide-ide
utama gagasan-gagasan penting, fakta-fakta yang disodorkan, kemudian
pertimbangkanlah satu terhadap lainnya dan menyusun hubungannya satu sama lain,
garaplah ide-ide bukan hanya terbatas pada serangkaian fakta yang kebetulan
dapat diingat saja.
3. Noda Ketulisan Emosional
Demi kegiatan menyimak yang lebih baik dan tepat guna perhatikanlah
reaksi kita terhadap kata-kata yang menimbulkan noda ketulisan emosional
seperti seks, pelacur, komunis, koruptor, tukang kredit, panti pijat, tuan tanah
dan pembunuhan, dan lain-lain, kata-kata seperti itu sebaiknya ditandai dan
analisislah baik-baik untuk lebih mendalam mengapa kata-kata tersebut
mengganggu, penilaian dan telaah yang seksama biasanya akan mencerminkan bahwa
sebenarnya kata-kata tersebut tidak akan mengganggu sama sekali.
4. Menyimak Supersensitif
Ketika kita telah mengembangkan pendapat atau prasangka yang mendalam,
seorang yang berbicara kepada kita mungkin tanpa disadari secara lisan akan
menghina kita dengan kata-kata yang menusuk hati, dan secara spontan kita akan
menghentikan simakan kita terhadapnya, kita mencoba menginterupsinya,
merencanakan suatu pertanyaan pelik yang memalukannya ataupun bantahan yang benar-benar menusuk hatinya, oleh karena itu sebelum hal itu terjadi
awasilah diri kita sendiri dan selalulah simak baik-baik ujaran, cermah,
kuliah, dan pidato orang tersebut, setelah dia selesai berbicara barulah
rencanakan pertanyaan-pertanyaan serta bantahan yang akan dilontarkan
kepadanya.
5. Menghindari Penjelasan yang Sulit
Biasanya kita menghindari penjelasan yang sulit dari suatu pembicaraan
sehingga kegiatan menyimak menjadi tidak efektif, oleh karena itu simaklah
baik-baik diskusi mengenai subjek yang menuntut upaya untuk memahami dan
mengerti makna seperti komentar-komentar di suatu diskusi panel, karena masalah
bukan untuk dihindari tapi untuk dipecahkan atau diselesaikan.
6. Menolak secara Gegabah suatu Subjek
sebagai Sesuatu yang Tidak Menarik
Adakalanya ketika pembicara membicarakan hal atau sesuatu yang tidak
menarik, kita pasti akan menutup diri, menjauhkan perhatian dari ujarannya, dan
membiarkan pikiran kita berkelana ke topik-topik yang lebih menyenangkan.
Berikut adalah cara untuk
memperbaiki kebiasaan jelek dalam menyimak tersebut :
a.
Mengadakan
suatu rancangan atau pendekatan egois, mengingat kepentingan sendiri.
b.
Walaupun
subjek tidak menarik perhatian namun jangan dilupakan bahwa subjek tersebut
memiliki ide baik yang hendak disajikannya.
c.
Hargailah
dan manfaatkanlah ide-ide apa saja yang disumbangkan pembicara.
7. Mengkritik Gaya dan Gaya Fisik Pembicara
Terkadang kita terlalu sibuk mengkritik gaya dan fisik si pembicara
sehingga kita lupa untuk menyimak pembicaraannya, jika kita termasuk dalam
orang atau tipe yang suka mengkritik secara mental pakaian orang ataupun nada
suaranya, sebaiknya tunggu sampai orang tersebut selesai berbicara agar kita
dapat memahami isi keseluruhan ujarannya itu.
8. Memberi Perhatian Semu
“Kalau saja saya terlihat menyimak, segala sesuatu beres!”, terkadang
ada pribadi yang seperti itu, berpura-pura menyimak tetapi sebenarnya
pikirannya tidak berada di situ, mengarahkan kedua matanya dengan tatapan tanpa
kedipan ke arah pembicara padahal ia sama sekali tidak memperhatikan atau tidak
menyimak isi pembicaraan, oleh karena itu perlu kesadaran dari diri sendiri
berhenti untuk berpura-pura menyimak dan mulai mengarahkan perhatian ke arah
pembicara.
9. Menyerah pada Gangguan
Banyak gangguan yang datang baik dari sesuatu yang kita dengar maupun
sesuatu yang kita lihat, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi, pemusatan
pikiran dan usahakan agar perhatian kita tetap pada hal-hal, ide-ide, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pembicara.
10. Menyimak dengan Kertas dan Pensil di Tangan
Terkadang kita mencoba membuat kerangka yang telah diutarakan oleh
pembicara, dan menjadi rangkuman yang berupa tanda-tanda, symbol-simbol dan
angka-angka sehingga kita lupa bahwa dengan begitu sebenarnya kita hanya
“setengah menyimak”, tentu saja tidak akan memberi hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu sebaiknya letakkan pensil, pusatkan daya dan pikiran
pada kegiatan menyimaksecara serius, atau simaklah terlebih dahulu dengan baik
sesudah itu ditulis atau dicatat dalam beberapa kata saja, pergunakanlah kata
kunci dalam catatan, karena panjang catatan tidak menjamin mutu catatan.
Mencatat harus dilakukan dengan penuh perhatian dan pemahaman sedangkan merekam
dapat dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman. Mencatat bersifat selektif dan
kritis, merekam bersifat mekanis dan reseptif penuh.
C. Mengapa Orang Tidak Menyimak?
Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:
1. Orang berada dalam keadaan
capek.
2. Orang berada dalam keadaan
tergesa-gesa
3. Orang berada dalam
kebingungan
4. Orang yang dapat
dibingungkan oleh faktor-faktor lain :
a.
Ucapan-ucapan
yang munafik
b.
Penyimak
dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun berbau slogan politik
c.
Banyak
perintah birokratis
d.
Cenderung
menjauhkan diri dari prasangka-prasangka
Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak
memiliki waktu mendengarkan atau menyimak orang lain:
- Tipe bunga karang (tipe penyerap)
- Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)
- Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
- Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari media)
- Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan kota merupakan musik bagi perangkat penerima sensitifnya tidak mau mendnegar ocehan pembicara)
- Estetikus luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk kesenangan atau kenikmatan)
- Tipe siap tempur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan diajukan, sehingga tidak ada waktu untuk menyimak)
D. Perilaku Jelek Dalam Menyimak
Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak
baik dalam praktik menyimak, sebagai berikut :
1. Tidak mau menerima keanehan pembicara
Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya, akibatnya
penyimak merasa jengkel dan tidak mau menerima keanehan pembicara sehingga
tidak memiliki minat dan perhatian untuk menyimak.
2. Tidak mau memperbaiki sikap
Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara namun pikiran dan
angannya terbang mengembara ke tempat lain, akibatnya ia tidak memiliki minta
untuk menyimak ujaran pembicara.
3. Tidak mau memperbaiki lingkungan
Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika dirinya merasa
terganggu duduk di tempat duduknya sekarang yang bising atau tempat orang keluar
masuk.
4. Tidak dapat menahan diri
Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum pembicaraan belum
selesai dan belum diketahui ujung pangkalnya.
5. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan
Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa menghiraukan ide,
gagasan yang perlu dicatat.
6. Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan
khusus
Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang terarah, sehingga
tujuan menyimak menjadi tidak tentu arah, duduk menjadi tidak tenang, gelisah
dan pembicara tidak disimak lagi.
7. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat
guna
Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk padahal menyimak
menuntut kesiapsiagaan mementik butir-butir penting, ide-ide berharga dari
seorang pembicara.
8. Tidak dapat menyimak secara rasional
Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan pikirannya dalam
menerima simakan dari ujaran pembicara.
9. Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang
rumit
Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak memahami
keseluruhan isi pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.
E. Kesalahpahaman dalam Menyimak
Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak :
1. Anggapan bahwa semua perilaku menyimak
itu sama saja
Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari saja, kita akan
melihat dengan jelas bahwa perilaku menyimak berubah-ubah secara dramatis dari
satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi lainnya, karena
situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak seseorang.
2. Anggapan bahwa mendnegar dan menyimak
sama saja
Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda, mendengar yaitu
suatu proses psikologis ketika gelombang-gelombang bunyi ditransformasikan
menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf pendengaran, yang pada gilirannya
akan berjalan melalui system saraf balik di dalam pengawasan kemauan maupun
luar pengawasan kemauan, sedangkan menyimak adalah suatu operasi psikologis
yang rumit yang merupakan sarana untuk merasakan butir-butir atau bagian-bagian
lambang dan tanda yang telah disandikan oleh system saraf pusat dan system
saraf otomatis yang diubah menjadi pesan-pesan yang dapat dipahami.
3. Anggapan bahwa menyimak tidak dapat
dikembangkan atau ditingkatkan
4. Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang
diperlukan buat menyimak
Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan untuk menyimak, jadi
tidak benar bahwa untuk kegiatan menyimak hanya diperlukan waktu sedikit saja
(Mc Cabe & Bender, 1981: 91)
F. Aneka Permasalahan Menyimak
1. Memprasangkai Pembicara
Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan pembicara
ketimbang pesan yang hendak disampaikannya.
2. Berpura-Pura Menaruh Perhatian
Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan menatap
pembicara dengan kedua matanya tetapi sebenarnya perhatiannya bukan tertuju
kepada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara ke tempat lain.
3. Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat
mengganggu konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita bingung, sehingga
dapat menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.
4. Pertimbangan yang Prematur
Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah mengambil
pertimbangan.
5. Salah Membuat Catatan
Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan ide-ide
pembicara dengan suatu pola yang telah dirancang sebelumnya dapat mengurangi
keefisienan menyimak.
6. Hanya Menyimak Fakta-Fakta
Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan demi ide
atau gagasan, pasti mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan kegiatan
menyimak.
7. Melamun
Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat daripada
kecepatan berbicara yang dilakukan oleh banyak pembicara, sehingga masih banyak
waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar topik yang disajikan oleh pembicara
atau penceramah, penyimak pun menjadi melamun, sehingga mengakibatkan penyimak
kehilangan kontuinitas ide-ide pembicara.
8. Bereaksi Secara Emosional
Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi,
sehingga kita tidak menyimak lagi secara rasional, kegagalan menguasai emosi
akan mengurangi mutu penyimakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja namun
juga banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif dan kritis
yaitu salah satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak yaitu, Kebiasaan Jelek Menyimak, Mengapa Orang Tidak Menyimak,
Perilaku Penyimak yang Jelek, Kesalahpahaman
dalam Menyimak dan Aneka Masalah dalam Menyimak, ketika kita sudah
mengerti dan memahami faktor-faktor tersebut maka kita bisa menjadi penyimak
yang kritis yang tidak hanya mendengarkan saja namun bisa meniru serta
mempraktekkan materi/ bahan yang telah disimak.
B. SARAN
Dari makalah faktor-faktor menyimak di atas, penulis berharap :
a. Mahasiswa bisa mengetahui
berbagai faktor yang dapat memengaruhi kegiatan menyimak
b. Mahasiswa bisa mengetahui
kebiasaan jelek dalam menyimak
c. Mahasiswa bisa mengetahui
mengapa orang tidak menyimak
d. Mahasiswa bisa mengetahui
apa saja perilaku penyimak yang jelek
e. Mahasiswa bisa mengetahui
mengapa bisa terjadi salah paham dalam menyimak
f. Mahasiswa bisa mengetahui
aneka masalah dalam menyimak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar